Enjel Shaula D (19) - Kabinet Burhanuddin Harahap


 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Jelaskan kronologi terpilihnya Burhanudin Harahap sebagai perdana menteri, serta jelaskan pula situasi politik dalam negeri jelang pemilu pertama dan jelaskan peristiwa penting yang terjadi pada masa Burhanudin Harahap!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditunjuknya Burhanuddin Harahap sebagai formatur kabinet ini, karena ia merupakan salah satu anggota yang tergabung di Partai Masyumi.
      Pada masa ini, Partai Masyumi menjadi salah satu partai Islam yang paling berpengaruh di tingkat pemerintahan. Untuk memutuskan siapa yang akan menjadi formatur kabinet baru membutuhkan waktu yang cukup lama dan perlu melalui perdebatan panjang Sampai akhirnya, Moh. Hatta memutuskan untuk memilih Burhanuddin Harahap. Awalnya, Burhanuddin menolak permintaan Moh. Hatta lantaran ia merasa tidak siap untuk menghadapi permasalahan yang saat itu sedang melanda.Masalah perekonomian, ketahanan, dan keamanan. Namun, usulan dari Moh. Hatta ini diterima oleh Dewan Pimpinan Pusat Masyumi. Dengan perasaan ragu yang dirasakan, Burhanuddin pun akhirnya bersedia menerima amanat dari Moh. Hatta.
      Indonesia telah berpengalaman 11 kali menyelenggarakan Pemilu Legislatif sejak 1955 dan tiga kali Pemilu Presiden sejak 2004.

      Sementara Pemilu 17 April 2019 merupakan pengalaman pertama bagi bangsa demokratis terbesar pertama di Asia dan terbesar ketiga di dunia ini. Untuk pertama kalinya rakyat secara serentak dalam satu waktu memilih pasangan presiden dan wakil presiden serta wakil rakyat di pusat dan daerah. Untuk lebih memaknai pesta demokrasi yang telah dijalankan itu, berikut ini adalah sejarah singkat pelaksanaan pemilu dari masa ke masa.
      Pemilu Orde Lama .Pemilu pertama yang dilakukan setelah Indonesia merdeka terjadi pada 29 September 1955. Kampanye terakhir adalah 24 September 1955 pukul 24.00.
      Kebanyakan dilakukan menggunakan mobil dengan pengeras suara sehingga keadaan di jalan raya sangat ramai. Ada juga kampanye dengan cara rapat umum.
      Suasana Jakarta pun mulai sepi terutama di kalangan pedangan kecil di pasar seperti tukang sayur, daging dan sebagainya yang pulang mudik ke desanya masing-masing karena mereka terdaftar di sana.
      Banyak juga pembantu rumah tangga yang mudik karena sebab yang sama sehingga menimbulkan kerepotan sementara rumah tangga baik keluarga Indonesia dan orang asing. Hal yang mencolok dan belum pernah terjadi di Jakarta adalah pasar menjadi "sepi-sunyi" dari pedagang sayur-mayur dan lauk-pauk akibat gelombang mudik. Kaum ibu yang ingin berbelanja untuk bekal dua hari mendapati pasar sudah menjadi “kosong melompong” dan satu-dua pedagang yang masih ada langsung diserbu secara habis-habisan sehingga si tukang dagang jual mahal alias menaikkan harga semaunya sendiri.
      Pencapaian besar kabinet Burhanudin Harahap ini adalah penyelenggaraan pemilu pertama yang berlangsung demokratis pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante).
      Namun kesuksesan dari pemilihan umum ini juga menyebabkan berakhirnya kabinet ini. Perdana Menteri Burhanudin harahap mengembalikan mandatnya kepada Presiden Sukarno. Kemudian, dibentuklah Kabinet Ali II, yang dipimpin Ali Sastroamidjojo, dari Partai Nasional Indonesia (PNI)

      Hapus

Posting Komentar