Pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini berlangsung di bawah kepemimpinan Andi Azis, mantan perwira Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) pada 5-15 April 1950. Kala itu, Andi Azis dan golongannya menentang rencana penyatuan Negara Indonesia Timur (NIT) ke bagian NKRI. 30 Maret 1950, Andi Azis bersama dengan pasukannya menggabungkan diri dengan APRIS 5 April 1950, pasukan Andi Azis menyerang markas TNI di Makassar 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum terhadap pemberontakan Andi Azis 21 April 1950, pasukan TNI berhasil menduduki Makassar dan Wali Negara NIT. Selain itu, mereka mengatakan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI 5 Agustus 1950, pertempuran antara pasukan APRIS dan KL-KNIL 8 Agustus 1950, dilakukan perundingan dan menghasilkan keputusan bahwa pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar
Andi Azis bersama dengan pasukan yang ia pimpin menyandera Letkol Achmad Yusuf Mokoginta (Pejabat Panglima Teritorium Indonesia Timur) beserta seluruh stafnya. Mengetahui kejadian tersebut, pemerintah memanggil Andi Azis ke Jakarta untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Sayangnya, panggilan itu tidak dihiraukan oleh Andi Azis. Akibat tindakannya tersebut, pemerintah pusat segera mengirimkan pasukan untuk menangkap Andi Azis. Pasukan itu dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang. Kemudian pada bulan April 1950, Andi Azis menyerahkan diri kepada pemerintah RIS dan diadili di Yogyakarta.
Dampak positif : 1. Persatuan dan kesatuan NKRI semakin kuat karena wilayah yang bergejolak di daerah Andi Azis berhasil bersatu dan damai lagi di dalam wilayah NKRI. 2. Terbentuknya Pasukan Bebas 3. Pemerintah menjadi lebih tegas dalam mengawasi konidisi di daerah 4. NIT dibubarkan dan keamanan menjadi lebih kondusif
Dampak negatif : 1. Stabilitas terganggu dan semakin bergejolak ketika terjadi pemberontakan 2. Akan menimbulkan trauma khusus pada daerah pemberontakan 3. Penyerangan ke Markas Tentara Nasional Indonesia [TNI] 4. Penyerangan Markas Panglima Territorium
Jelaskan secara singkat terjadinya peristiwa Pemberontakan Andi Azis, dan sebutkan masing masing 4 dampak negatif dan positif terjadinya Pemberontakan Andi Azis!
BalasHapusPemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini berlangsung di bawah kepemimpinan Andi Azis, mantan perwira Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) pada 5-15 April 1950. Kala itu, Andi Azis dan golongannya menentang rencana penyatuan Negara Indonesia Timur (NIT) ke bagian NKRI.
Hapus30 Maret 1950, Andi Azis bersama dengan pasukannya menggabungkan diri dengan APRIS
5 April 1950, pasukan Andi Azis menyerang markas TNI di Makassar
8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum terhadap pemberontakan Andi Azis
21 April 1950, pasukan TNI berhasil menduduki Makassar dan Wali Negara NIT. Selain itu, mereka mengatakan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI
5 Agustus 1950, pertempuran antara pasukan APRIS dan KL-KNIL
8 Agustus 1950, dilakukan perundingan dan menghasilkan keputusan bahwa pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar
Andi Azis bersama dengan pasukan yang ia pimpin menyandera Letkol Achmad Yusuf Mokoginta (Pejabat Panglima Teritorium Indonesia Timur) beserta seluruh stafnya.
Mengetahui kejadian tersebut, pemerintah memanggil Andi Azis ke Jakarta untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Sayangnya, panggilan itu tidak dihiraukan oleh Andi Azis.
Akibat tindakannya tersebut, pemerintah pusat segera mengirimkan pasukan untuk menangkap Andi Azis. Pasukan itu dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Kemudian pada bulan April 1950, Andi Azis menyerahkan diri kepada pemerintah RIS dan diadili di Yogyakarta.
Dampak positif :
1. Persatuan dan kesatuan NKRI semakin kuat karena wilayah yang bergejolak di daerah Andi Azis berhasil bersatu dan damai lagi di dalam wilayah NKRI.
2. Terbentuknya Pasukan Bebas
3. Pemerintah menjadi lebih tegas dalam mengawasi konidisi di daerah
4. NIT dibubarkan dan keamanan menjadi lebih kondusif
Dampak negatif :
1. Stabilitas terganggu dan semakin bergejolak ketika terjadi pemberontakan
2. Akan menimbulkan trauma khusus pada daerah pemberontakan
3. Penyerangan ke Markas Tentara Nasional Indonesia [TNI]
4. Penyerangan Markas Panglima Territorium